
UMK News - Awal Mula Renungan Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar orang berkata, "Yang penting anak sukses," atau "Asal punya rumah dan anak-anak sehat, hidup sudah tenang." Nggak salah memang. Tapi pernahkah kita bertanya: apakah anak dan harta hanya sekadar kebanggaan, atau jangan-jangan keduanya justru ujian?
Allah sudah menyampaikan hal ini dalam Surat Al-Kahfi ayat 46:
"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan kebajikan yang terus-menerus lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik untuk menjadi harapan."
(QS. Al-Kahfi: 46)
Ayat ini menyentil hal yang sangat dekat dengan kehidupan keluarga: soal anak dan harta. Mari kita bahas pelan-pelan.
Apa yang Sebenarnya Ingin Allah Ajarkan Lewat Ayat Ini?
Ayat ini ingin mengingatkan bahwa harta dan anak memang nikmat, bahkan bisa jadi sumber kebahagiaan. Tapi jangan lupa---semuanya bersifat sementara. Yang abadi adalah amal kebaikan.
Jadi, tujuan punya anak bukan cuma buat senang-senang atau pamer ke tetangga. Tapi bagaimana kita bisa membimbing anak menjadi amal jariyah---bekal panjang sampai kita tiada.
Siapa yang Punya Peran Penting? Tentu, Orang Tua
Ayat ini erat kaitannya dengan tugas orang tua dalam mendidik anak. Anak bukan hanya untuk dibanggakan prestasinya, tapi harus dididik dengan nilai-nilai Islam agar jadi pribadi yang baik di dunia dan jadi penyelamat bagi orang tuanya di akhirat.
Kalau hanya fokus pada nilai rapor, hafalan lomba, atau ranking kelas tanpa menanamkan nilai kebaikan dan akhlak, maka bisa jadi kita hanya sedang "mengoleksi perhiasan dunia"---bukan menanam amal abadi.
Kapan Pendidikan Itu Harus Dimulai?
Jawabannya: sejak dini, bahkan sejak anak belum lahir.
Saat masih dalam kandungan, ibu bisa mulai membiasakan membaca Al-Qur'an.
Setelah lahir, biasakan anak mendengar dzikir dan kisah nabi. Saat anak mulai berbicara, tanamkan kata-kata baik.Saat anak mulai bisa memilih, beri arahan dengan kasih sayang.
Mendidik anak itu proses panjang. Bukan langsung jadi. Tapi justru di situ letak ujian dan amal jariyahnya.
Di Mana Tempat Terbaik untuk Mendidik Anak?
Jawabannya sederhana: di rumah sendiri.
Sekolah, guru ngaji, bahkan pesantren hanyalah tempat bantu. Tapi yang membentuk nilai dan karakter anak paling kuat adalah suasana rumah dan keteladanan orang tua.
Kalau anak lebih sering melihat orang tuanya bicara kasar, maka dia akan menganggap itu hal wajar. Tapi kalau anak setiap hari melihat ayahnya sholat tepat waktu dan ibunya sabar dalam menghadapi masalah, ia akan merekam itu sebagai contoh hidup.
Kenapa Anak dan Harta Bisa Jadi Ujian?
Karena:Keduanya bisa melalaikan kita dari akhirat.
Kadang, kita terlalu sibuk cari harta sampai lupa mendidik anak.
Kadang, kita terlalu sibuk banggakan anak sampai lupa bahwa ia belum shalat.
Bahkan, ada orang tua yang rela melakukan apa saja demi anaknya, termasuk hal yang haram, karena ingin "membahagiakan" anak.
Allah menyebut "perhiasan dunia" bukan tanpa sebab. Perhiasan itu indah, tapi juga rapuh dan mudah hilang. Maka yang harus dijaga adalah esensi dari semuanya: niat, akhlak, dan ibadah.
Bagaimana Cara Menerapkan Nilai QS. Al-Kahfi: 46 dalam Keluarga?
Berikut beberapa langkah nyata yang bisa diterapkan sehari-hari:
1. Kaji Ulang Tujuan Mendidik Anak
Tanyakan pada diri sendiri:
Apakah saya ingin anak sukses dunia saja, atau juga selamat di akhirat?
Kalau jawabannya dua-duanya, maka pendidikan agama harus berjalan seiring dengan pendidikan umum.
2. Jadikan Anak sebagai Ladang Amal
-- Ajak anak bersedekah
-- Latih anak untuk membaca Al-Qur'an
-- Libatkan anak dalam kegiatan sosial
Semua ini akan menjadi tabungan pahala bagi orang tua.
3. Seimbangkan antara mencari harta dan membina keluarga
Jangan sampai demi bekerja siang malam, kita abai terhadap anak.
Luangkan waktu untuk ngobrol, bermain, dan memberi nasihat ringan.
Karena waktu tak bisa diulang, tapi dampaknya bisa terasa seumur hidup.
4. Tanamkan Sadar Akhirat Sejak Dini
Ajarkan anak bahwa dunia ini sementara. Bahwa ada kehidupan sesudah mati.
Tapi tentu, penyampaian disesuaikan dengan usia dan pemahaman anak.
5. Perbaiki Diri Sebagai Orang Tua
Karena anak meniru lebih cepat daripada disuruh. Kalau kita ingin anak cinta Al-Qur'an, maka tunjukkan bahwa kita juga mencintainya.
Anak dan Harta---Bisa Jadi Nikmat, Bisa Jadi Lupa Diri
Surat Al-Kahfi ayat 46 memberi pengingat yang sangat relevan untuk zaman sekarang. Anak dan harta bukan untuk disia-siakan, tapi juga bukan untuk dibanggakan tanpa arah. Keduanya bisa jadi ujian, tapi juga bisa jadi jalan menuju surga, tergantung bagaimana kita menyikapinya.
Mari jadikan anak sebagai ladang amal yang tumbuh dengan iman dan kasih sayang.
Dan jadikan harta sebagai alat untuk mendidik dan memberi, bukan untuk melalaikan diri.
Tugas Matkul Pendidikan Anak dalam keluarga dosen Pengampu Dr Erik M. Pd
Oleh May Sumarni Mahasiswa UM Kuningan