UMK News - Alquran merupakan sebuah mu'jizat yang sangat agung, di dalamnya memuat segala tata cara atau aturan hidup, yang dijadikan pedoman manusia untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Diantara tata cara dan aturan hidup yang terdapat di dalam Alquran salah satunya ialah mendidik anak usia dini. Di dalam A-Qur'an Surat An-Nisa ayat 9, dijelaskan tentang bagaimana aturan tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak.

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar (Al-Maraghi, 1993, p. 347). Dalam tafsir Al-Maraghi di jelaskan sebagai berikut:

Alquran Surat An-Nisa ayat 9 ini adalah masih berkisar tentang para wali (orang tua) dan orang-orang yang diwasiati, yaitu mereka yang dititipi anak-anak yatim. Juga tentang perintah terhadap mereka agar mereka memperlakukan anak yatim dengan baik, berbicara kepada mereka. Sebagaimana berbicara kepada anak-anaknya, yaitu dengan halus, baik dan sopan, lalu memanggil mereka dengan sebutan anakku, sayangku dan sebagainya (Al-Maraghi, 1993, p. 110).

Ayat di atas juga turun sebagai peringatan kepada orang-orang, yang berkenaan dengan pembagian harta warisan agar tidak menelantarkan anak-anak yatim yang dapat berakibat kepada kemiskinan dan ketidakberdayaan. Bagi orang-orang yang beriman hendaklah bertakwa kepada Allah, dan hendaknya takut apabila meninggalkan keturunan yang lemah dan tak memiliki apa-apa, sehingga mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan terlunta-lunta. Ahmad Mustafa Al-Maraghi (1993, p. 344) menjelaskan bahwa, orang-orang yang hidup pada zaman jahiliyah tidak memperkenankan kaum wanita dan anak-anak kecil, untuk memperoleh harta warisan. Kemudian mereka mengatakan dalam semboyannya, "Tidak boleh mewarisi kecuali yang bisa menusuk dengan tombak dan memperoleh ganimah (maksudnya sudah dewasa). Allah, memerintahkan agar memperlakukan dengan baik anak-anak yatim, karena mereka sangat perasa tidak boleh tersinggung oleh perkataan yang bernada menghina, terlebih lagi jika ibu bapaknya (yang telah tiada) disebutkan secara jelek. Kenyataannya banyak sekali anak yatim yang terbentur dengan perlakuan jelek dalam hal perkataan.

Dari pemaparan di atas Allah memberi petunjuk kepada orang tua dan orang-orang yang diwasiati (dititipi) anak-anak yatim, agar memiliki kekhawatiran apabila di kemudian hari mereka menelantarkan anak dan tidak berdaya, sebagaimana ia khawatir apabila hal itu terjadi kepada anak kandung mereka sendiri. Ketidakberdayaan itu bukan hanya menyangkut soal ekonomi semata, tetapi kepada seluruh aspek kehidupan anak. Banyak juga anak yang memiliki kedua orang tua, tetapi mereka tidak mendapatkan kesejahteraan dari kedua orang tuanya, sehingga anak mengalami penderitaan yang sama seperti anak yatim. Oleh karena itu setiap orang tua bertanggung jawab terhadap mendidik anak, dan perkembangan masa depan anak, jangan sampai termaginalisasi karena tidak memiliki pengetahuan, kemampuan keterampilan, kesempatan, dan semua hal yang diperlakukan untuk kemajuan, berkembang secara sehat, dan bermartabat serta diridhai Allah.

Tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak usia dini menurut surat An-Nisa ayat 9 adalah sebagi berikut:

1. Orang tua agar merasa khawatir jika anaknya dalam keadaan lemah, sehingga orang tua harus berusaha mewujudkan generasi yang berkualitas dengan memperhatikan pendidikan jasmani dan rohaninya. Hal ini sebagaimana dalam potongan ayat berikut:

....... ( : )

".....Anak-anak dalam keadaan yang lemah (An-Nisa:9)

Generasi yang berkualitas berarti generasi yang memiliki mutu yang baik. Setiap orang tua, wajib berupaya mewujudkan generasi berkualitas dalam semua aspek kehidupan. Allah mengharuskan setiap umat manusia agar jangan menghasilkan keturunan yang lemah, tidak memiliki daya saing dalam kehidupan.

2. Tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak usia dini, membekali anak dengan Aqidah. Hal ini juga tampak dalam potongan ayat berikut:

..... ( : )

".....Maka bertakwalah kepada Allah" (An-Nisa:9).

Ada dua hal pokok akidah yang harus diajarkan kepada anak-anak yaitu Pertama, tauhid rububiyah. Tauhid dalam konteks ini lebih mengarah pada mengenalkan pemahaman bahwa Allah yang menciptakan semua makhluk dan Allah juga sebagai tempat bergantung memohon pertolongan. Kedua, tauhid uluhiyah. Tauhid dalam konteks ini adalah meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya yang wajib disembah. Kedua pokok tauhid ini harus diajarkan bersamaan agar anak sejak dini telah memiliki pemahaman dan dapat mengerti tanggung jawab dan kewajiban dari tauhid tersebut. Sehingga sangat urgen menanamkan tauhid pada anak sejak dini.

3. Tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak usia dini, yaitu dengan Akhlak yang baik. Hal ini sebagai mana tergambar dalam potongan ayat:

 ...... ( : )

" ...Dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar" (Qs. An-Nisa:9). Menerapkan pendidikan akhlak dalam kehidupan sehari-hari sangat penting, terutama bagi orang tua sebagi pendidik. Sebab perbuatan dan perkataan yang dapat dilihat dan di dengar akan di tiru oleh anak dan akan mempengaruhi pembentukan dan pembinaan akhlak mereka. Dalam kehidupan keluarga berkata benar berarti berkata jujur, apa adanya, jauh dari kebohongan, sehingga orang yang jujur akan mudah untuk di percaya, karena setiap perkataan yang keluar dari mulutnya selalu mengandung kebenaran. Berkata benar akan memberi dampak efek psikologis yang positif terhadap jiwa seseorang. Orang yang selalu berkata benar adalah orang yang sehat jiwanya. Perasaannya tenang, senang, bahagia, jauh dari resah dan gelisah sebab ia tidak pernah mendzalimi orang lain dengan kedustaan.

Orang tua merupakan ujung tombak pertama dan utama dalam menanamkan pendidikan pada anak usia dini, karena di tangan orang tua anak mulai belajar dan berkembang. Disadari atau tidak, orang tua merupakan pelaksana pendidikan pertama, sehingga mutlak melatih dan mendidik anak harus menempati skala prioritas yang paling penting dari apapun. Orang tua Memiliki kelebihan dalam mendidik anak, karena dapat dilakukan sepanjang waktu dan disertai cinta kasih sayang. Berbeda dengan pendidikan di sekolah, di mana waktunya terbatas dan cinta kasih sayang guru kepada anak didik tentu berbeda dengan kasih sayang orang tua kepada anaknya.

Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah, yang harus di pertanggung jawabkan oleh setiap orang tua dalam berbagai aspek kehidupan. Diantaranya bertanggung jawab dalam pendidikan, kesehatan, kasih sayang, perlindungan yang baik, pendorong yang memberi semangat, penasehat, teman yang menjadi contoh bagi anak dan berbagai aspek lainnya. Imam Ibnu Qayyim, menjelaskan bahwa pada hari kiamat, Allah bertanya kepada orang tua perihal anaknya sebelum sang anak bertanya perihal orang tuanya. Karena, selain orang tua mempunyai hak yang harus ditunaikan anaknya, anak juga mempunyai hak yang harus di tunaikan orang tua. Barang siapa tidak mengajari anaknya dengan sesuatu yang bermanfaat, atau bahkan membiarkannya tanpa pendidikan, berarti orang tua telah benar-benar merusak anaknya. Kebanyakan anak rusak karena ulah orang tua yang mengabaikan pendidikan dan tidak mengajarkan kepada anak tentang masalah-masalah fardu dan sunnah. Orang tua menyia-nyiakan anak di masa kecil, sehingga anak tidak mendapatkan manfaat apa-apa dari kedua orang tua. Akibatnya, ketika anak-anak telah dewasa, mereka tidak memberikan manfaat apa-apa kepada orang tuanya. Sebagian anak memberikan alasan mengapa mereka durhaka kepada orang tua mereka, ayah, engkau telah durhaka kepadaku tatkala aku kecil, kini setelah aku dewasa, aku pun durhaka kepada mu. Engkau telah menyia-nyiakan ku pada saat aku masih anak-anak. Kini aku pun menyia-nyiakan engkau menjadi tua-renta (Indra, Yusuf, & Jamna, 2015).

Kepedulian kedua orang tua tidak hanya terbatas memberikan pengajaran kepada anak. Akan tetapi, anak harus dibimbim agar memiliki akhlak yang baik sehingga mereka kelak bisa berbakti kepada kedua orang tuanya, karena akhlak yang baik tidak bisa muncul begitu saja, tetapi melalui pendidikan dan pembiasaan. problematika pada saat ini, masih banyak orang tua yang belum sadar akan tanggung jawab mendidik anak usia dini. Sehingga orang tua, sering menyerahkan semua tanggung jawab pendidikan kepada pihak sekolah saja. Padahal pendidikan anak itu dimulai dari pendidikan orang tua di rumah, dan orang tua yang mempunyai tanggung jawab utama terhadap masa depan anak. Sekolah hanya merupakan lembaga yang membantu proses tersebut. Tanggung jawab merupakan kesadaran tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Dan perlu di ketahui bahwa setiap manusia merupakan makhluk Allah yang akan di mintai pertanggung jawaban atas segala perbuatannya.

Tugas matkul Pendidikan Dalam Keluarga dosen Pengampu Dr.Erik ,M.Pd

Oleh : Novia Cahyanti PD PAUD semester 6 UM Kuningan