UMK News - Setiap orang tua mendambakan anak yang bukan hanya cerdas, tetapi juga saleh, memiliki akhlak mulia, serta dekat dengan Tuhan. Al-Qur'an menghadirkan banyak sosok teladan yang patut dijadikan inspirasi dalam pendidikan anak. Salah satunya adalah Nabi Yahya 'alaihissalam, seorang anak istimewa yang memperoleh hikmah sejak usia dini.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Maryam ayat 12-14 berikut ini:

يَـٰيَحْيَىٰ خُذِ ٱلْكِتَـٰبَ بِقُوَّةٍۢ ۖ وَءَاتَيْنَـٰهُ ٱلْحُكْمَ صَبِيًّۭا. وَحَنَانًۭا مِّن لَّدُنَّا وَزَكَوٰةًۭ ۖ وَكَانَ تَقِيًّۭا. وَبَرًّۢا بِوَٰلِدَيْهِ وَلَمْ يَكُن جَبَّارًا عَصِيًّۭا

Artinya : "Wahai Yahya! Peganglah kitab (Taurat) itu dengan teguh." Dan Kami berikan kepadanya hikmah (kebijaksanaan) selagi ia masih anak-anak, dan kasih sayang dari Kami dan kesucian (jiwa), dan dia adalah seorang yang bertakwa, dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong dan durhaka."

Dalam QS. Maryam ayat 12--14, Allah menggambarkan bagaimana karakter unggul bisa tumbuh pada seorang anak melalui pendidikan yang benar, dengan menekankan aspek spiritual dan moral. Ayat ini tidak hanya bercerita, tapi juga membimbing orang tua muslim tentang cara mendidik anak dalam perspektif wahyu

Isi dan Nilai Pendidikan dalam Ayat tersebut

1.Ilmu dan Keteguhan Sejak Dini

"Peganglah kitab itu dengan teguh..."

Allah memerintahkan Nabi Yahya untuk berpegang teguh pada kitab sejak kecil. Ini menunjukkan pentingnya menanamkan ilmu agama dan nilai-nilai kebenaran sejak dini. Anak tidak perlu menunggu dewasa untuk belajar tentang iman, ibadah, dan moral---justru masa kecil adalah waktu terbaik untuk menanam benih keteguhan.

2.Pendidikan Spiritual: Menumbuhkan Taqwa dan Kesucian Jiwa

"...dan kasih sayang dari Kami dan kesucian (jiwa), dan dia adalah seorang yang bertakwa."

Anak yang baik tidak cukup hanya pintar atau berprestasi. Allah memuji Nabi Yahya karena hatinya penuh kasih, jiwanya suci, dan ia bertakwa. Pendidikan spiritual yang menanamkan hubungan yang kuat antara anak dan Tuhannya akan menciptakan anak yang berani benar, takut berbuat dosa, dan mencintai kebaikan.

3.Pendidikan Moral: Santun dan Berbakti pada Orang Tua

"...dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya..."

Salah satu ciri utama anak saleh dalam Islam adalah berbakti kepada orang tua. Ini adalah buah dari pendidikan moral yang konsisten: mengajarkan rasa hormat, tanggung jawab, dan empati kepada keluarga sejak kecil.

4.Menjauhkan Anak dari Sifat Sombong dan Durhaka

"...dan dia bukan orang yang sombong dan durhaka."

Kesombongan dan kedurhakaan adalah penyakit moral yang bisa tumbuh jika tidak dicegah sejak dini. Nabi Yahya dijauhkan dari dua sifat ini karena pendidikan yang ditanamkan padanya menumbuhkan kerendahan hati dan ketaatan.

Pelajaran untuk Orang Tua dan Pendidik

1.Mulailah dari usia dini: Anak memiliki hati yang masih murni dan mudah dibentuk. Bekali mereka dengan ilmu dan akhlak sebelum dunia yang mengajarkan sebaliknya.

2.Utamakan kedekatan spiritual: Ajak anak mengenal Allah bukan hanya lewat hafalan, tapi juga lewat pengalaman ibadah yang menyentuh jiwa.

3.Jadilah teladan: Seperti Nabi Zakaria yang menjadi panutan bagi Yahya, anak akan meniru sikap dan ucapan orang tuanya.

4.Tanamkan akhlak dalam keseharian: Hormat, kasih sayang, rendah hati, dan empati bisa dilatih lewat contoh nyata dalam keluarga.

QS. Maryam ayat 12--14 bukan sekadar kisah seorang nabi kecil. Ia adalah petunjuk Ilahi tentang bagaimana membangun generasi yang cemerlang secara spiritual dan moral. Nabi Yahya menjadi bukti bahwa anak-anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang luar biasa jika sejak awal dibina dengan ilmu, iman, dan akhlak. Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, mari kita kembali pada tuntunan Al-Qur'an. Mendidik anak bukan hanya untuk dunia, tetapi juga untuk akhirat. Dan sosok Nabi Yahya adalah cermin sempurna pendidikan anak yang diridhai langit.

Tugas Artikel Matkul Pendidikan dalam Keluarga dengan Dosen Pengampu Dr. Erik. M.Pd

Oleh Almeida Nur Azzahra semester 6 PG-Paud UM Kuningan